Kamis, 06 Desember 2012

MANAGEMENT PT ATRI DISTRIBUSINDO YANG KACAU



Rasanya ingin sekali saya menghubungi owner PT ATRI tentang management perusahaannya yang kacau. Dalam pemikiranku sepertinya owner PT ATRI dibutakan oleh tim managementnya yang notabene orang kepercayaaan beliau. Mereka berbisnis tidak pakai hati dan sangat ketinggalan.
Ada beberapa hal yang perlu dibenahi dari PT ATRI, antara lain:
1.                  Sistem 3 pilar yg  tidak efektif dalam koordinasi Sales,
2.                   Sistem promo BOOM yg ketinggalan dari Industri Sale yg lain
3.                   Sistem keamanan yg notabene penting justru di nomor terakhirkan
4.                    Sistem pengaturan Sales Target yg tidak masuk akal
1 .Sistem pilar yang tidak efektif
Contoh kasus:
Seorang HOA dituntut untuk memenuhi Sales Target oleh atasannya, apapun yang dilakukan HOA tidak penting asal target sales masuk. Mati2an HOA mengejar target justru terganjal oleh SOP, HOC bersikeras HOA dilarang melanggar SOP, sedang atasan HOA tidak mau tahu apapun yg penting target masuk minimal 95% dari target Rp 12 M. Terjadi otot2an antara HOA dan HOC. HOA merasa HOC harusnya mendukung HOA demi tercapainya target sales karena tercapainya target sales berarti pundi2 uang bisa disetor untuk kemudian menjaga kelangsungan seluruh karyawan termasuk HOC juga yg hidup juga dari Sales Perusahaan. Sedang HOC berpikir dia digaji oleh atasannya untuk mengawasi HOA, dia tidak merasa dia digaji dari hasil sales, entah karena dia bloon atau memang baginya pilar HOC yg menentukan nasib semuanya.
HOA di satu pihak memahami kerja HOC yang menegakkan peraturan, di sisi lain HOA juga harus berjuang bagaimana target sales tercapai apalagi tekanan dari pusat begitu gencar. Pada akhirnya kendala justru dari pilar HOC.
Lalu, seberapa penting peran HOC, kalo dipikirnya PT ATRI membayar dia bukan dari hasil Penjualan, memangnya PT ATRI bergerak dibidang apa? Incomenya dari mana?
2. Sistem PROMO yang expired/Kadaluarsa
Operator Sales lain menggunakan bermacam cara untuk promo, tapi di ATRI masih pakai potongan harga Rp 1000,- untuk harga misal Rp 20rb, KLASIK SEKALI. Padahal masih banyak cara2 lain untuk promo, misal itu uang potongan bisa dirupakan jadi barang, misalnya:
1 toko pengambilan the hijau sampe level Rp 50 juta, berarti diskonnya Rp2,5 juta, alih alih tuch duit dirupakan jadi TV Flat misalnya, kita rayu tokonya untuk pengambilan Rp 50 jt dg hadiah TV Flat, percaya dech toko akan mengejar the hijau kita, yg biasanya ambil sedikit bisa bisa ambil Rp50jt. Itu baru satu contoh, masih banyak jalan menuju ke Roma eh Sales Target. Tapi sayangnya si HOA males mengemukakan programnya, karena biasanya pihak yg di atas suka ingkar janji, alih2 janji mau kasih bonus TV, ternyata ingkar lalu pemilik toko mengejar-ngejar HOA, bisa bonyok HOA, mau barangnya laku di kemudian hari mesti keluar Rp2,5 juta atau tidak aka ada sales target lagi, padahal Rp 50 juta, per item Rp20 rb dg potongan seribu sesuai program tentu ga beda kalo kita kasih TV Flat…. Ya tapi itu contoh aja.
Lebih menakutkan lagi kalo program diskon tidak disesuaikan dengan tersedianya barang di gudang, bisa2 mubazir programnya karena biasanya anggota BOOM bikin program mendadak ga pakai koordinasi dg orang di cabang.

3.Sistem keamanan yang penting justru dianaktirikan
Sebuah cabang yang menghasilkan  Rp 9 milyard/bulan mengajukan penambahan security malam terutama malam minggu di mana terkadang ada uang ratusan juta bahkan lebih 1 M terpaksa mengendap di brankas karena belum sempat dimasukkan ke bank karena bank tutup.
Untuk menambah 1 security perlu 1 tahun menunggu untuk disetujui dan itupun setelah terjadinya peristiwa serangan beberapa orang yg mencoba merampok. Hampir semua orang di cabang tidak bisa tidur memikirkan brankas.

4.Pengaturan Sales Target yg tidak masuk akal
Seorang HOA pejuang ditempatkan di cabang yg menghasilkan 6M per-bulan, setelah dia menjalani kondisi lapangan dia menantang atasan bahwa dia bisa mengejar target 8M. dia bicara karena dia yakin setelah melihat kondisi lapangan, dan ternyata benar, dalm 4 bulan setelahnya dia bisa menembus angka 9M per bulan berturut-turut 4 bulan. Bulan berikutnya sales target dari 8M jadi 10M. dua bulan berikutnya dia bisa mengejar level 10,1 M, tapi bulan ke 3, turun jadi 9,6M, dan bertahan dikisaran 9M saja.
Kemudian saat meeting dia ditekan untuk MOU target naik menjadi 12M, dari 10M sebelumnya.
Logikanya 10M aja bisa masuk 90% aja rata2 per tahunnya, lalu dinaikkan jadi 12M dengan tuntutan 100% kalo tidak jangan harapkan insentif.
Si HOA hanya menjawab siap, entah sudah pasrah atau entah dia masih menyimpan strategi, nyatanya insentif adalah senjata untuk memacu Sales tingkat bawah yg bergaji kecil, tapi karena target terlalu besar tak ada lagi kata insentif, tak ada lagi semangat kerja karena sekeras2nya berusaha target tak akan sampe 80% dan berarti tak ada insentif, tak ada lagi gairah, hanya si HOA tiap bulan harus rela menyisihkan sebagian gaji untuk sekedar makan makan nasi bungkus untuk menghibur karyawannya yg sudah bekerja keras. Sejak target naik 10M, ada 2 bulan insentif yg didapat namun dijanjikan dibayar setahun kemudian, tak apalah itu untuk menghibur anak2 saja, saya sudah cukup dengan gaji dan kesederhanaan keluarga saya, begitu kata beliau.